Kamis, 31 Agustus 2017

Resume Buku “SEMANGAT DAN PERJUANGAN MGR. ALBERTUS SOEGIJAPRANATA, SJ”

RESENSI BUKU “SEMANGAT DAN PERJUANGAN MGR. ALBERTUS SOEGIJAPRANATA, SJ”


Hasil gambar untuk buku semangat dan perjuangan mgr. soegijapranata




Judul Buku                              : Semangat dan Perjuangan
                                                  MGR. Albertus Soegijapranata, SJ
Penulis                                     : Theodorus Sudimin & Yohanes Gunawan, Pr.
Penerbit                                   : PT Kanisius
Editor                                      : Widiantoro
Rancang Sampul dan Isi         : Sungging
Tahun Terbit                            : 2005
ISBN                                       : 987-979-21-4363-8
Tebal Halaman                        : 144 Halaman















USKUPKU PAHLAWANKU


            Semangat nasionalisme dan semangat perjuangan sekaligus keteguhan iman katholik diajarkan Mgr. Albertus Soegijapranata, SJ kepada masyarakat pribumi yang pada waktu itu berada pada keadaan tertekan. Dimana masyarakat pribumi yang beragama katholik sering disebut dan dicurigai sebagai antek – antek penjajah (Belanda). Uskup yang sering disebut Soegija ini mengajarkan kepada umat bahwa meskipun agama/keyakinan kita sama dengan para penjajah, tapi bukan berarti kita ini sama dengan mereka. Itulah awal mula terciptanya semboyan “100% Katholik, 100% Indonesia”. Yang mana semboyan tersebut sangat populer di zaman dulu bahkan hingga sekarang semboyan tersebut masih tergema – gema, di mulut maupun di telinga Orang Muda Katholik masa kini, untuk meyakinkan pada masyarakat bangsa bahwa menjadi katholik bukanlah menjadi anti nasionalis. Semangat ini juga ditanamkan oleh salah satu universitas swasta katholik di kota Semarang, yang mana nama universitas tersebut menggunakan nama “Soegijapranata” sebagai nama pelindung dan juga nama universitas itu sendiri. Universitas yang sudah berdiri sejak 5 Agustus 1982 ini tidak lelahnya memberikan semangat dan motivasi kepada para mahasiswa – mahasiswinya tentang teladan yang diberikan oleh Mgr. Soegijapranata ini.
            Soegija dilahirkan pada tanggal 25 November 1896 sebagai anak kelima dari kesembilan bersaudara. Beliau berasal dari keluarga abdi dalem keraton Surakarta yang memiliki suasana budaya Jawa yang sangat kental. Karena keseharian soegija yang memiliki lingkungan ber-adatkan Jawa, hal ini secara tidak langsung membuat dirinya paham akan nilai – nilai hidup ke-Jawa-an atau yang biasa disebut kejawen. Terlebih lagi beliau sangat menyukai kesenian Jawa terutama nembang Jawa. Salah satu tembang yang ia sukai adalah tembang dari Wedhatama pupuh 84. Nama soegija sendiri berasal dari bahasa Jawa, yaitu “soegih” (kaya). Dengan harapan orang tuanya kelak ia akan menjadi orang yang kaya/soegih.
            Soegija sendiri lahir dari keluarga Muslim, lalu ketika pindah ke kota Yogyakarta saat beliau masih kecil, karena diakui sebagai anak yang cerdas, pada tahun 1909  Soegija diminta oleh Pater Frans van Lith untuk bergabung dengan sebuah sekolah Yesuit di Muntilan. Disana soegija menjadi tertarik dengan agama Katholik dan dibaptis pada 24 Desember 1910. Mgr. Soegijapranata adalah sosok yang sangat membela gereja dan tanah airnya. Hal ini terlihat ketika menghadapi tentara Jepang yang bermaksud mengambil alih gedung gereja Randusari demi kepentingan pribadi mereka, beliau menjawab : “Penggal dulu kepala saya, maka anda boleh memakainya.”
            Ketika Bangsa Indonesia menyatakan kedaulatan kemerdekaan, Vatikan adalah bangsa pertama yang mau mengakui kedaulatan Bangsa Indonesia. Itu juga berkat Mgr. Soegijapranata yang mengirimkan surat permohonan kepada pihak Vatikan. Ketika ibu kota Indonesia pindah ke Yogyakarta pada saat Agresi Militer Belanda, Mgr. Soegijapranata juga memindahkan tempat tinggal dan pusat pelayanan dari Semarang ke Yogjakarta sebagai bentuk sikap ke mana Gereja Katholik Indonesia berpihak.
            Keimanan Katholik, semangat nasionalisme dan patriotisme ditanamkan oleh Mgr. Soegijapranata lewat pengajarannya kepada masyarakat pribumi melalui semangat kebangsaan. Di negara bangsa indonesia yg memiliki kalangan masyarakat multikultural ini, diperlukan sikap nasionalisme dan toleransi yang tinggi. Pengajaran Mgr. Soegijopranata terhadap nilai nasionalisme menyadarkan bahwa sikap toleransi diperlukan agar bangsa dan negara dapat lebih maju, sejahtera dan makmur.
            Ditengah keadaan Bangsa Indonesia yang saat ini masih sering terjadi perdebatan dan perselisihan antar golongan yang terjadi karena dipicu oleh gesekan perihal keagamaan, dan dibesar – besarkan oleh oknum yang hanya membuat perpecahan dan membutakan masyarakat akan pentingnya kesatuan dan persatuan. Maka, melalui semangat yang telah disebarkan oleh Mgr. Soegijapranata marilah kita sebagai generasi terpelajar masa kini turut membantu dalam tegaknya kembali persatuan dan kesatuan yang telah lama diperjuangkan oleh pahlawan dan tokoh nasional terdahulu. Terlebih lagi, mari mencontoh sikap dan teladan Mgr. Soegijapranata yang selalu mengedepankan kepentingan kenegaraan dibanding masalah golongan. Walaupun beliau berasal dari kaum minoritas, dan sempat terkucil bahkan disebut kaki tangan penjajah, namun semangat beliau untuk bangsa & negaranya adalah sebuah transfromasi / perubahan yang menginspirasi.
            Lewat buku ini, bukan hanya Mahasiswa –Mahasiswi UNIKA SOEGIJAPRANATA, namun orang yang membaca buku ini akan dapat benar – benar memahami semangat dan perjuangan Mgr. Albertus Soegijapranata, SJ.

Kelebihan        :
·         Menumbuhkan semangat nasionalisme
·         Keteguhan keimanan Katholik

Kekurangan     :

·         Memiliki alur yang maju mundur sehingga dapat membuat pembaca terkadang menjadi sedikit kurang paham

Minggu, 13 Agustus 2017

Teknologi Dalam Kehidupan Para Bruder

   Teknologi Dalam Kehidupan Para Bruder

            Perkembangan umat katolik dewasa ini semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Hal ini terwujud karena pemerintah telah mencurahkan perhatian pada pembangunan spiritual, termasuk di dalamnya pembinaan hidup beragama. Umat katolik di Indonesia yang terbagi dalam beberapa Keuskupan Agung, sejumlah keuskupan, dan puluhan paroki tersebut semakin meningkat jumlah dan mobilitasinya. Dengan demikian, tuntutan pelayanannya, baik yang bersifat administratif, maupun layanan rohani seperti konsultasi, perhatian dan sapaan, informasi dan berita, dan lain sebagainya, pun turut meningkat.
            Meskipun Gereja katolik telah membagi area pelayanan secara territorial dalam bentuk paroki, tetapi Teknologi Informasi (TI) memungkinkan umat memiliki mobilitas yang tinggi. Oleh karena itu, para pelayanan gereja, seperti bruder, tentu saja dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah untuk mengenal, menyapa, dan melayani mereka.

Perangkat TIK
            Saat ini, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) berkembang sangat pesat. Meskipun sebagian kalangan masih mengangap TIK sebagai barang mewah yang tidak cocok untuk dimiliki oleh “kaum berjubah”, tetapi realitas menunjukan hal yang berbeda. Tidak sedikit umat yang telah memiliki teknologi tersebut atau sedikitnya sudah familiar dengan perangkat tersebut, karena mereka telah mengunakanya baik di sekolah, kantor atau di tempat persewaan dan di rumah. Terlebih lagi, perangkat TIK cenderung semakin mudah untuk dioperasikan dan harganya cenderung semakin terjangkau.
            Tentu saja, pemilikan perangkat TIK, khusunya komputer dan internet, masih belum merata. Namun demikian, umat daerah perkotaan telah memasuki era teknologi ini. Oleh karena itu, sudah saatnya para bruder untuk mendekatkan diri dengan perangkat tersebut agar dapat mengenal, menyapa, dan melayani mereka.
            Pada umunya, yang dimaksud dengan perangkat TIK ini antara lain komputer dan peralatan pendukungnya, seperti printer dan scanner, serta jaringan komputer dan intenet yang dapat menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lain, sehingga antar komputer tersebut dapat saling terhubung. Sedangkan perangkat komunikasi yang sedang “naik daun” adalah ponsel dengan fitur komputasi, internet dan visual (4G). para pengguna tentu akan semakin menikmati kemudahan, kecanggihan, dan manfaat dari perangkat-perangkat tersebut. Perangkat-perangkat itu dapat dapat didaya gunakan oleh para bruder untuk mengolah data administrasi kerumah tanggaan gereja, kongregasi, sekolah, atau rumah sakit yang dikelola. Perangkat tersebut juga dapat digunakan untuk berkomunikasi, baik secara pribadi maupun secara massal, sehingga para bruder dapat menjalankan tugas pengutusan sebagai saksi kristus (bdk. Lukas 4:43; Lukas 24:48;  KisRas 1:8).

Penggunaan fasilitas
            Pengalaman penulis dalam mendampingi SMA Pangudi Luhur Van Lith (sekitar tahun 1996-1997), SMA Pangudi Luhur Giriwoyo Wonogiri (1995-sekarang) dan saat mengunjungi SMA Pangudi Luhur St. Yohanes ketapang (11-13 januari 2009), menunjukan bahwa sebenarnya fasilitas kongregasi FIC, khususnya yang terlihat di sekolah-sekolah, sudah sangat memadahi.
            Namun, fasilitas ini tampak belum digunakan secara optimal, baik untuk keperluan sekolah maupun keperluan misi dari kongregasi. Peralatan yang tersedia sebenarnya dapat digunakan untuk pelatihan agar para bruder semakin maksimal dalam mengemban karya- karya misinya, khusunya yang berkaitan dengan tugas pengutusan sebagai saksi kristus.
            Perangkat komputer di ruang laboratorium dapat digunakan untuk membuka penerbitan buku ajar, renungan harian, poster rohani, kesaksian iman katolik dan warta gereja, serta animasi atau bahkan film pendek. Selain itu, fasilitas internet yang ada dapat digunakan untuk mengelola situs web kongregasi khususnya layanan konsultasi online dan layanan rohani secara elektronik lainnya.


Bijak berteknologi
            Kemampuan untuk menggunakan perangkat TI, khususnya internet, dikenal sebagai e-Literacy, artinya tidak semata dapat mengoperasikan internet melainkan para bruder juga dapat mendayagunakannya untuk mendukung aktivitas sehari-hari, seperti pertemuan katekumen, rapat kerja kongregasi, konsultasi, belajar mengajar, atau kegiatan lainnya yang dilakukan secara online.
            E-literacy  baru dimiliki oleh sedikit orang. Hal itu diakibatkan oleh terbatasnya penyediaan infrastruktur intenet, sedikitnya program, dan dana sosialisasi internet. Selain itu, terbatasnya jumlah SDM (Sumber Daya Manusia) yang mampu untuk membagikan pengetahuan dan keterampilan berinternet-nya kepada masyarakat.  Sebenarnya, para bruder dapat mengajar anak-anak muda untuk menggunakan internet guna memperkembangkan hidupnya, seperti membuka toko, kursus, atau situs bisnis yang menjual karya- karya desain grafis secara online yang tidak menuntut modal finansial yang besar.
            Pemanfaatan internet secara optimal tentu saja tidak hanya membutuhkan e-literacy semata. Hal ini didukung juga dengan kemapmuan pendayagunakan informasi sesuai dengan konteks yang dihadapinya yang disebut dengan istilah information literacy (i-literacy).
            Disini artinya, pengguna tidak cukup hanya mampu menemukan informasi melalui mesin pencari (search engine) saja, tetapi dapat mendayagunakannya untuk sejumlah keperluan yang positif dan menghasilkan nilai lebih secara signifikan. Disamping itu, pengguna juga mampu mengolahnya menjadi sumber daya pengetahuan, misalnya, dari informasi- informasi yang diperoleh di internet lalu diolah menjadi buku, sehingga penulisnya akan mendapatkan royaliti.


TIK di Tangan Bruder
            Teknologi menjadi penting bagi para bruder, khususnya para bruder dalam kongregasi FIC yang lebih banyak bergerak dalam bidang pendidikan. TIK dapat dioptimalkan untuk meningkatkan kualitas pengajaran. Melalui TIK, para bruder dapat memperoleh berbagai macam materi ajar yang baru, sehingga para siswa yang dibimbing dapat didorong untuk menggunakan teknologi dan dapat memperkembangkan dirinya. Selain itu, para bruder dapat ikut mengelola kehidupan berjemaat dengan teknologi tersebut.  
            Para bruder dapat mempelopori untuk menciptakan transparansi sistem manajemen, khususnya keuangan dengan TIK. Kendali dan kontrol terhadap manajemen dan keuangan sekolah dan kongregasi dapat dilakukan dengan teknologi ini. Para bruder dapat menjalankan tugas pendampingan umat melalui teknologi ini, terlebih saat ini anak-anak muda sudah sangat akrab dengan TIK.
            Sapaan dan bimbingan rohani dapat dilakukan melalui perangkat-perangkat ini. Modernisasi ini diperlukan untuk meremajakan layanan dan kiprah para bruder di tengah umat. Para bruder juga dapat membuat komunitas online dengan para pengusaha, sehingga para bruder dapat memberikan layanan rohani dan sebaliknya para pengusaha dapat memberikan beasiswa ataupun bantuan lainnya, karena mendapatkan informasi yang cepat dan akurat dari para bruder.

            Dengan demikian, TIK merupakan alat semata. Para bruder dapat menentukan pemanfaatan dan fungsinya sesuai dengan hidup panggilan para bruder.

Rabu, 14 Juni 2017

Guyonan Sederhana


Duduk Paling Depan
Pesawat Air Lines sedang mengalami gangguan mesin serius di udara.
"May day, may day, may day…!!", terdengar pilot siarkan S.O.S lewat radio.
"Pesan anda tertangkap jelas, "kata petugas dek menara pengawas,
"Harap beritahukan tinggi dan posisi anda segera..!!"
"Ya, baik, "seru pilot itu, "Saya satu meter delapan puluh, dan saya duduk di kursi yg paling depan!

Status Facebook
“Masa depanmu tergantung pada mimpimu,mari kita tidur"
"Sial.. aku lupa akun password Facebooku"
( klw lupa kok bisa update status ya?

" Kata Ustadz..cintailah tetangga asal jangan sampai ketangkap basah"
"Gue nggak siuka status yuang lebay duech.."
"Sedang memandang botol baygon"
"Tadi aku bunuh diri"
"Semoga nggak ada yang membaca statusku ini"
"Tolong aku..Ada orang yang menyebalkan,tadi waktu di Bus ada orang yang foto aku ketika aku mau tidur.. gimana nih.."
"Aku sedih sekali.. permintaan pertemananku ditolak.."
"Kalau komentar statusku ini ada 50 komentar lebih,Aku janji foto telanjang di koleksi fotoku.." (setelah itu dia ingkar janji)
"Walah.. baru puting beliung aja udah kaya gitu,gimana kalau udel beliung, apalagi udellle buodong.."

Alat Penghisap Debu
Seorang salesman alat penghisap debu menuju ke sebuah rumah. Diketuknya pintu depan.
Sebelum sempat nyonya rumah itu berkata sepatah katapun, ia menghamburkan segala macam kotoran ke karpet ruang tamu.

“Nyonya,” katanya, “saya yakin akan kemampuan mesin ini. Karpet ini akan bersih kembali dalam sekejap. Jika nanti masih ada kotoran yang tertinggal, saya bersedia memakannya.”
“Kalau begitu,” kata nyonya itu,”mulailah makan. kami belum punya listrik.”

Orang-Orang Terkenal
Buguru: “Andi..! coba kamu jawab, siapa itu Thomas Alfa Edison..?”
Andi: “Tidak tau bu guru…”.
Bu guru: “Kalo James Watt, siapa dia..?”
Andi: “Ndak tau juga bu guru..”
Bu guru: “Andi! Bagaimana sih kamu ini? ditanya ini itu pasti jawab tidak tau… Tidak pernah belajar ya?”
Andi: “Belajar kok bu guru… Lah coba Andi tanya, bu guru tau ndak siapa Arifin Widodo..?”
Bu guru: “Tidak tau…”
Andi: “Kalau Bambang Setiono Ibu tau?”
Bu guru: “Tidak tau… Emang siapa mereka itu..?”
Andi: “Yaa itulah Bu…, kita khan pasti punya kenalan sendiri-sendiri..”




Senin, 12 Juni 2017

Contoh Sambutan Acara Perpisahan Perwakilan Angkatan menggunakan Bahasa Jawa

Berkah dalem gusti,

Ingkang kinurmatan Kepala Yayasan, Ketua komite, Bapak-Ibu wali murid,  Bapak Kepala Sekolah ugi Bapak - Ibu Guru ingkang satuhu luhuring budi lan rencang - rencang kelas 9 ingkang kula tresnani.

Monggo kito sedaya ngaturaken puji syukur dhumateng Gusti ingkang maha Agung ingkang sampun maringaken sedoyo nikmat lan kewarasan dateng kito sedoyo dumugi sakmeniko kito sedaya saged kempal wonten ing adicara perpisahan sak manika.

Kula, wakil saking rencang - rencang kelas 9 ngaturaken maturnuwun ingkang sak ageng-agengipun kagem Bapak / Ibu Guru ingkang sampun mbulawantah kulo lan sak konco-konco dateng pawiyatan menika ingkang dangunipun tigang warsa.

Mboten keraos kolo lan rencang sebrayat sampun ngelampahi ngangsu kawruh wonten ing pawiyatan mriki. Wonten ing adicara menika, kulo kiyambak tuhu rencang - rencang nyuwun agenging pangapunten sangking Bapak / Ibu guru amargi wonten ing tigang warso ngangsu kawruh wonten pawiyatan mriki kulo lan sak rencang mebo menawi gadhah kalepatan ingkang dipun sengojo lan mboten disengojo. Mugi - mugi Bapak / Ibu guru kerso ngapuntenaken sedoyo kelepatan kulo lan rencang - rencang.

Satuhunipun kulo lan sak konco awrat sanget badhe nilaraken pawiyatan menika amargi sedoyo ingkang wonten dateng mriko sampun kados sederek lan kaluargo. Namung amargi kulo lan rencang - rencang kedah nglanjutaken ngangsu kawruh wonten ing pawiyatan ingkang luwih inggil, kulo lan rencang - rencang kedah saget dening ikhlas nilaraken pawiyatan menika.

Kadosipun sampun cekap anggenipun kulo matur. Bilih menawi wonten kalepatan kulo nyuwun agenging pangapunten.

Mugi – mugi gusti tansah mbinerkahi. matursuwun

Rabu, 07 Juni 2017

PERKENALAN

Haii blogger perkenalkan nama saya B. A. Galih Krisyanuarta Aji dan nama saya di dunia medsos bisa disebut galihrevendy. Ini adalah postingan pertama saya. berikut adalah akun media sosial yg saya gunakan :

Instagram : @galihrevendy

Facebook : Galih Evan Revendy

Twitter : galihrevendy_

Youtube : galihrevendy


Salam kenal.